
Bijak Kelola THR: Jadikan Rezeki Lebih Berkah dan Bermanfaat
Dalam menunjang perayaan hari keagamaan, pekerja di Indonesia memiliki hak untuk menerima pendapatan non-upah yang wajib diberikan oleh pihak pemberi kerja, di mana pendapatan ini dikenal dengan sebutan THR (Tunjangan Hari Raya). Namun, THR seringkali dianggap sebagai pendapatan ‘ekstra’ yang kerap digunakan secara berlebihan tanpa perencanaan yang matang.
Apabila digunakan secara berlebihan, hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan finansial dan menyebabkan krisis keuangan setelah lebaran. Sebelum membahas mengenai cara efektif mengelola uang THR, sebaiknya Anda mengenal Konsep Wasathiyah dalam Islam terlebih dahulu agar lebih bijak dalam menghitung pembagian THR.
Mengenal Konsep Wasathiyah dalam Pembagian THR
Wasathiyah memiliki arti ‘seimbang’ dalam membelanjakan uang, di mana konsep ini menganjurkan umat Muslim untuk tidak kikir. Dalam Islam, harta yang kita miliki bukan hanya untuk konsumsi pribadi, tapi juga ada hak orang lain di dalamnya, seperti zakat dan sedekah. Oleh karena itu, dengan menyisihkan sebagian THR untuk zakat dan berbagi, Anda pun turut memastikan keberkahan dalam rezeki yang didapatkan.
Cara Mengelola THR
Mengelola uang THR dengan bijak adalah langkah penting agar keuangan tetap sehat dan stabil setelah perayaan hari besar keagamaan. THR atau Tunjangan Hari Raya sering kali dianggap sebagai tambahan penghasilan yang membawa kegembiraan dan peluang untuk memenuhi berbagai kebutuhan serta keinginan.
Namun, tanpa perencanaan yang matang, penggunaan THR yang tidak terkendali dapat mengakibatkan krisis keuangan setelah momen perayaan berlalu. Oleh karena itu, memahami cara yang tepat dalam mengelola THR menjadi hal yang sangat penting agar uang tersebut tidak habis begitu saja tanpa manfaat jangka panjang. Salah satu cara mudah yang dapat diterapkan adalah 50-30-20 Rule, yaitu:
-
50 Persen untuk Kebutuhan Lebaran
Gunakan 50 persen dari THR untuk transportasi mudik, makanan, pakaian baru, THR untuk keluarga, dan keperluan penting lainnya.
-
30 Persen untuk Investasi dan Perlindungan Keuangan
Gunakan 30 persen dalam bentuk tabungan, proteksi Asuransi Jiwa, atau Kesehatan Syariah untuk perlindungan jangka panjang. Untuk memahami lebih lanjut mengenai manfaat asuransi syariah, Anda dapat membaca artikel 6 Manfaat Asuransi Jiwa Syariah dalam Perlindungan Keuangan.
-
20 Persen untuk Dana Darurat dan Jangka Panjang.
Selanjutnya, simpan 20 persen dari pembagian THR untuk keperluan tak terduga, misalnya kebutuhan medis, pendidikan anak, atau keperluan lainnya di masa depan.
Tips Tidak Kalap Menggunakan THR
Agar tidak kalap dalam menggunakan THR, beberapa langkah yang dapat Anda lakukan ialah:
-
Membuat daftar kebutuhan utama atau primer yang dirasa penting.
-
Gunakan prinsip needs vs wants dengan mengutamakan kebutuhan sebelum keinginan.
-
Jangan mudah tergoda dengan diskon dan promo, dan selalu pastikan belanja sesuai rencana Anda.
-
Terapkan prinsip delay gratification atau beri waktu sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu.
-
Gunakan THR sebagai momentum untuk memulai proteksi keuangan.
Setelah merayakan Lebaran, penting untuk tetap menjaga kestabilan keuangan. Mengatur keuangan pasca-Lebaran memerlukan strategi yang tepat agar kondisi finansial tetap sehat, salah satunya dengan mengetahui cara mengelola harta dalam Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar semakin berkah.
Kesimpulan
Mengelola THR dengan bijak dan efektif bukan hanya tentang mengatur anggaran secara cermat, tetapi juga menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam penggunaannya. Salah satu konsep yang sangat relevan dalam pengelolaan THR adalah wasathiyah, yang berarti keseimbangan dalam membelanjakan harta tanpa berlebihan maupun terlalu kikir. Dengan menerapkan konsep ini, umat Muslim dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang diterima tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan pribadi tetapi juga membawa keberkahan bagi orang lain melalui zakat, sedekah, dan kegiatan sosial lainnya.
Selain itu, penting bagi setiap individu untuk tetap berhati-hati dalam menggunakan THR agar tidak terjebak dalam euforia belanja yang berlebihan. Beberapa tips praktis seperti membuat daftar kebutuhan, memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan, serta menghindari godaan diskon dan promo, akan sangat membantu dalam menjaga keseimbangan keuangan selama periode Lebaran. Prinsip delay gratification juga patut diterapkan untuk menghindari pembelian impulsif yang pada akhirnya bisa menguras THR secara tidak terkontrol.
Dengan mengelola THR sesuai dengan prinsip Islam dan menerapkan langkah-langkah pengelolaan yang tepat, umat Muslim tidak hanya dapat menikmati momen perayaan dengan penuh suka cita tetapi juga memastikan keberlanjutan keuangan dalam jangka panjang. Ingatlah bahwa pengelolaan keuangan yang bijak adalah bentuk tanggung jawab sebagai umat yang beriman, serta merupakan upaya untuk menjaga keberkahan rezeki yang Allah berikan. Dengan demikian, THR bukan hanya menjadi sumber kebahagiaan sesaat, tetapi juga menjadi aset berharga untuk masa depan yang lebih baik.